Posisi misionaris adalah posisi seksual dengan laki-laki di atas
dan wanita di bawah dan mereka saling berhadapan.
Meskipun sering
dilakukan oleh pasangan heteroseksual, posisi ini juga dapat
digunakan oleh pasangan gay dan lesbian.[1]
Posisi ini
didukung oleh Thomas Aquinas dan
figur gereja lainnya pada abad pertengahan.
Posisi misionaris adalah salah satu contoh
persetubuhan ventro- ventral.[2]
Variasi
dari posisi ini memungkinkan adanya beragam tingkat kerapatan vagina, stimulasi
klitoris, kedalaman penetrasi, partisipasi pada bagian wanita,
serta kemungkinan dan kecepatan orgasme.
Ilustrasi posisi misionaris dari India, akhir abad ke-19.
Menurut kepercayaan umum, istilah "posisi
misionaris" muncul karena para misionaris Kristen
mengajarkan bahwa hanya posisi itulah yang pantas dalam melakukan
persenggamaan.
Penjelasan ini
barangkali berasal dari Sexual
Behavior in the Human Male karya Alfred Kinsey setelah melalui banyak salah
paham dan salah tafisr terhadap dokumen- dokumen sejarah. Akan
tetapi, sebelum Kinsey, setidaknya pada peradaban Barat, menulis
tentang seks dan posisi seks sangatlah dilarang dan dengan demikian
tak adanya rujukan mengenai istilah ini mengindikasikan hal
tesebut, bukan tidak adanya penggunaan frasa itu.
Secara umum
seseorang mungkin bertanya mengapa menggunakan istilah misionaris,
dan bukannya
pendeta.[3][4]Orang
Toscana menyebut posisi ini sebagai "Posisi Malaikat"
sedangan beberapa kelompok berbahasa Arab
menyebutnya "cara ular."[5]
Posisi misionaris biasanya disukai oleh pasangan
yang ingin menikmati kualitas romantis
melalui banyak sentuhan kulit dengan kulit serta kesempatan untuk
saling memandang, mencium, dan membelai
satu sama lain.
Dalam seks hetero seksual, posisi misionaris
memngkinkan pria untuk mengatur ritme dan kedalaman penetrasi.
Posisi ini juga memungkinkan wanita untuk memperdalam penetrasi
dengan cara menggerakan pinggul atau mendorong kakinya ke arah
bawah, atau memeluk pasangannya dengan tangan dan kakinya.
Posisi
ini dipercaya sebagai posisi yang baik untuk menghasilkan
keturunan.[6][7]
Namun demikian posisi ini kurang cocok untuk wanita yang sedang
hamil tua (trimester III), atau untuk wanita yang menginginkan
kendali atas ritme dan kedalaman
penetrasi.[8]
Daftar Isi:
2. Posisi dasar
3. Variasi
4. Referensi